Create your own banner at mybannermaker.com!

Search...

Pornografi ada dimana-mana

Selasa 07 Juni 2005…jam menunjukan pukul 21.30 WIB, sepulang Pengajian KLK di Masjid Sunda Kelapa… kularikan vespaku dengan kecepatan sedang…membelah malam yang mulai sepi….lewati jalan Dr. Saharjo ke arah Kp. Melayu….langit di atas Tebet terlihat agak mendung..mudah-mudahan tak turun hujan….sementara angin malam yang dingin membuat tubuh ini agak mengigil…

Masih terngiang tausyiah dari Ustad Subki Al-Bugury barusan…bahwa saat ini sedang terjadi apa yang dinamakan AlHarbur AlHadoriyah (perang Kebudayaan), yaitu musuh-musuh Islam melalui jaringannya yang berusaha menjauhkan umat Islam dari agamanya dan salah satu caranya adalah melalui media TV. Dimana mereka berusaha mempengaruhi pemikiran dan perilaku umat Islam agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan yaitu dengan menyiarkan acara yang jauh dari syariat, penuh dengan adegan kekerasan dan pornografi. Hampir disetiap acara TV selalu diselipkan dengan adegan porno, mulai dari iklan produk dengan bintang iklan wanita berpakaian seksi (padahal produk yang ditawarkan tidak ada kaitannya dengan bintang iklan tersebut), acara musik dengan penari latar berpakian minim (yang seringkali tidak sesuai dengan lagu yang dibawakan), film dan sinetron yang mengusung tema seks dan kekerasan, dan sebagainya.

Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk ". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah [QS: 2: 120]).

Para artis yang biasa bermain main dalam film dan sinetron yang berbau porno, selalu berpendapat bahwa apa yang mereka lakukan adalah wujud dari kreativitas dan kebebasan berekspresi. Adegan yang mereka lakukanpun adalah sesuai dengan tuntutan skenario. Begitu pula busana yang mereka kenakan berdasarkan tuntutan cerita, karena mustahil mereka berpakaian bikini untuk adegan makan malam. Karena adegan mengambil lokasi di kolam renang, maka sang artis memakai bikini. Mereka tidak berfikir bahwa apa yang mereka lakukan akan menjadi contoh bagi para penonton.

Acara yang mengatasnamakan reality show kehidupan malam pun sudah sangat keblabasan. Unsur edukasi sudah jauh ditinggalkan. Malah yang terjadi dalam acara tersebut penonton di informasikan tempat-tempat serta cara memperoleh layanan tersebut. Belum lagi adegan-adegan yang tidak pantas untuk dilihat, divisualisasikan secara gamblang. Sekali lagi dengan alasan keterbukaan informasi.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nuur [QS:24 ayat 31])

Dampak dari pornografi juga sudah sampai taraf yang menghawatirkan. Kita sering mendengar dan melihat banyak perkosaan terjadi karena si pelaku sering menonton acara-acara yang mengandung unsur pornografi. Bahkan dalam banyak kasus si pelaku masih berusia di bawah umur dan yang menjadi korbannya adalah anak-anak yang berusia balita. Sementara beberapa kasus lain, pelaku adalah seorang yang sudah berusia lanjut.

Untuk itulah kita perlu bersama-sama membentengi keluarga kita dari pornografi, caranya dengan menentukan acara yang boleh atau tidak boleh ditonton. Karena kecenderungan atau pola menonton kita sebenarnya secara tidak langsung turut menentukan acara TV yang dibuat. Apabila kita banyak menonton satu acara tertentu (katakanlah acara musik yang banyak mengumbar aurat) di salahsatu stasiun TV, rating acara ini akan naik, yang kemudian akan menarik para pengiklan untuk menempatkan produknya pada acara yang ratingnya tinggi tersebut. Hal ini akan mendorong stasiun TV lain berlomba-lomba membuat acara sejenis yang akan mendorong pemasukan iklan bagi stasiunnya.

Kemudian bersihkan juga rumah kita dari unsur-unsur pornografi, misalnya: gambar, majalah atau tabloid yang banyak menampilkan wanita berbusana minim, serta film-film yang tidak mendidik.

Dan yang terakhir lihatlah dicermin, jangan-jangan di tubuh kita mengandung unsur pornografi yang di wakili dengan gaya busana dan gerak-gerik kita yang mengundang syahwat….

Wallahu a’lam bishawab…..

Penggilingan, 07 Juni 2005

Klik Judul Artikel untuk Baca Selengkapnya....

0 comments: