Astaghfirullahaladzim......
------------------------
Disumpah, Geng Motor Berani Merampok Dan Membunuh          
Kamis 25 Oktober    2007, Jam: 9:37:00
BANDUNG (Pos Kota) - Awalnya geng motor hanya    kumpulan anak-anak remaja yang hobi ngebut dengan motor, baik siang maupun    malam hari di Kota Bandung. Mereka melakukan balapan motor alias trek-trekan    di jalanan umum. Tapi kini, geng motor kini sudah meresahkan masyarakat,    karena sepak terjangnya makin beringas.
Kelompok ini sekarang sudah    menyebar ke berbagai wilayah, meski organisasi induknya tetap berada di Kota    Bandung, Jawa Barat.
Untuk mengetahui, kenapa mereka berubah brutal dan    jahat, kita mesti lebih dulu mengetahui latarbelakang organisasinya dan    doktrin yang diterapkan saat mereka direkrut yang disebut sumpah.
Setiap anggota geng motor dalam sumpahnya, harus berani melawan polisi berpangkat komisaris ke    bawah. Anggota harus berani melawan orangtuanya sendiri. Sumpah terakhir,    anggota harus bernyali baja dalam melakukan kejahatan .
Demikian tiga sumpah anggota geng motor di Bandung    dalam 'buku putihnya' yang ditemukan polisi pada tahun 1999. Dokumen setebal    20 halaman yang diamankan Kapolwiltabes Bandung saat itu, Kolonel (Kombes-Red)    Yusuf Mangga Barani, nampaknya menjadi 'sumpah' atau patokan geng motor selama    ini.
4 GENG TERKENAL
Berdasarkan penyelidikan, ada empat    geng terkenal di Kota Bandung, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road    (GRB), Brigadir Seven (Briges) dan Moonraker yang pada hakikatnya memiliki    'ideologi' sama, mencetak anggota dari kalangan siswa SMP dan SMA menjadi    remaja yang berperilaku jahat dan tak lepas dari tiga sumpah di atas. Anggota    bukan saja laki-laki, tetapi banyak juga remaja putri yang senang    ngumpul-ngumpul, berbaur dengan putra.
Merujuk dari tiga poin doktrin    geng motor tersebut, dapat dimaklumi kalau mereka selalu berbuat jahat karena    termotivasi doktrin yang ada di kumpulanya itu. Hanya saja, aksi kejahatan    mereka kini semakin membabi buta. Bukan saja sebatas tawuran atau merampas    sepeda motor, tapi mereka sudah berani merampok dan membunuh. Masalah    kejahatan inilah yang kini jadi 'momok' warga Bandung untuk keluar pada malam    hari. Dan sering membuat kewalahan polisi untuk memberantasnya.    
POTONG JARI
Geng XTC berdiri pada tahun 1982 di Kota    Bandung. Dengan menancapkan bendera putih biru muda bergambarkan lebah itu    awalnya didirikan sekelompok anak SMA swasta elite di kota ini. Rekruitmen    anggota terus digenjot kelompok ini. Sehingga pada usia belasan tahun geng ini    mampu menarik anak sekolah dan dengan cepat berkembang di daerah-daerah di    Jawa Barat.
Exalt To Coitus tercatat beranggotakan di atas 5.000    orang. Anggota ini tersebar mulai Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Ciamis,    Garut, Tasikmlaya, Sumedang, Cianjur, Subang, hingga Cirebon dan Kuningan.    Sejalan dengan tipe lebah, anggota geng tersebut selalu kompak bila ada    anggotanya yang disakiti anggota geng lain. Bagaikan lebah, ketika disakiti,    mereka terus memburu musuh-musuhnya yang menggangu kenyaman hidup mereka.
"Kami mengakui kalau XTC merupakan geng terbesar di Bandung dibanding    tiga geng lainnya. Kekuatan semakin besar egonya pun tak ketulungan. Walau    geng lain tak menggangu, XTC selalu membuat masalah," kata sejumlah pentolan    geng motor yang menolak ditulis namanya.
XTC geng motor yang terkuat    saat ini. Jumlah anggota semakin bertambah, sehingga 'daerah jajahan' nya pun    semakin luas. Semula XTC hanya menguasai sejumlah ruas jalan di Kota Bandung    mulai Jalan Peta, Buahbatu, Gatot Subroto dan Jalan Diponogoro. Namun,    belakangan, daerah kekuasaan geng ini semakin bertambah dan mampu mencaplok    daerah Jalan Dago, Pasteur hingga Kiaracondong.
Dengan adanya eksvansi    daerah kekuasaan ternyata banyak menyinggung kewibawaan geng motor lainnya di    Kota Bandung. Buntunya, percikan pertengkaran dan saling serang menyerang    terus terjadi meski harus menumbalkan nyawa anggotanya.
"Diakui atau    tidak, geng XTC dimusuhi tiga geng lainnya. Ini bukan impian tapi kenyataan,"    kata para remaja di Bandung.
Dalam membuat anggota baru, XTC memiliki    cara tersendiri. Para anggota yang datang dari lingkungan sekolah SMP dan SMA    selalu digodok di daerah Lembang selama empat hari untuk mengikuti training    loyalitas.
Polisi jajaran Polwiltabes Bandung mencatat, training    loyalitas yang diterapkan bukan berupa pelajaran sekolah, melainkan berupa    penggojlokan fisik mulai ditendang diinjak dan dipukul. "Penyiksaan ala IPDN    terhadap praja lebih ringan dibanding penyiksaan di XTC. Dan cuplikan gambar    tersebut ada di "CD" yang berhasil diamankan Polwiltabes," kata sejumlah    anggota polisi.
Yang lebih parah lagi, semua anggota baru yang lulus    dalam uji loyalitas, harus mengikuti tes terakhir ketika mereka pulang ke    rumah. Tes itu berupa    mengendarai sepeda motor Lembang-Bandung tanpa harus menggunakan rem    . "Latihan ini yang kini terus    dikembang dalam aksi kejahatan perampasan perampokan dan penyerangan di tengah    jalan," kata dia. Anggota XTC memiliki keunikan tersendiri dalam    organisasinya.
Setiap    orang mengundurkan diri dari keanggotaanya yang bersangkutan diharuskan potong    jari kelingking. Upacara ini menandakan    kesetiaan seseorang terhadap geng. Luar biasa !
MINUM DARAH    ANJING
Berbeda dengan geng motor Brigadir Seven (Briges) dalam merekrut    anggota barunya. Tiga doktrin utama seperti musuhi polisi, lawan orang tua,    dan berlaku jahat di tengah malam terus dikembangkan pada tubuh geng yang    semula beranggotakan siswa SMA 7 Bandung. Terhadap anggota baru, Komandan    Briges terus melakukan uji nyali mulai keterampilan dalam beraksi hingga    mereka diharuskan minum darah    anjing dan ayam. Konon, dua darah ini    bisa menumbuhkan rasa berani pada diri seseorang.
Dengan keberaniannya    dalam beraksi, Briges mengalami perkembangan cukup lumayan. Di bawah bendera    negera Jerman bergambarkan kelelawar hitam, Briges terus mengembangkan sayap    dalam dunia geng hingga mengalami kekuatan kedua setelah XTC.
Dalam    dunia 'pergengan' di Bandung, Briges yang berdiri pada tahun 1980-an menempati    posisi kedua dan sekaligus musuh bebuyutan XTC.
Beberapa tahun    belakangan, Briges berubah arti. Semula Brigadir Seven, tiba-tiba pada tahun    1999 berubah menjadi Brigadir Gestapu. Ketika nama Gestapu melekat pada    kelompok mereka aksi brutalnya pun semakin menjadi-jadi. Setiap hari terus    tawuran dan menyerang sekolah-kolah di Bandung. Tak kurang dari seminggu tiga    kali, Beriges selalu bentrok dengan XTC.
Dalam pencaturan wilayah    kekuasaan, Briges hanya mengendalikan beberapa jumlah ruas jalan yang ada di    Bandung. Jalan Lengkong Kecil dan Besar, tempat sekolah mereka berdiri,    merupakan daerah kekuasaan utamanya yang tak bisa diganggu siapapun. Ketika    nyalinya semakin tinggi, Jalan Asia Afrika berhasil diambilalih termasuk Jalan    Sudirman kota Bandung.
Moonraker, geng motor yang beridiri pada tahun    1978. Para pendiri geng ini merupakan siswa SMA yang ada di Jalan Dago yang    mencintai dunia balapan motor pada waktu itu. Nama geng itu sendiri diambil    dari judul film James Bond yang sedang naik daun pada waktu itu. Dalam    pencaturan jumlah anggota geng ini di bawah Briges. Kecilnya anggota bukan    jadi ukuran dalam dunia kejahatan.
Anggota Moonraker sama saja dengan    yang lain, beringas, ganas dan selalu siap perang pada malam hari. Di bawah    naungan bendera merah putih biru bergambarkan kelelawar, Mounraker mampu    berkuasa di kota ini. Sepanjang Jalan Dago, Dipati Ukur dan Dago pojok    merupakan wilayah kekuasaanya. Belakangan geng ini sering bentrok dengan XTC    menyusul sebagian wilayahnya telah dieksvansi geng itu.
Grab On Road    (GRB) merupakan geng motor paling bontot di Kota Kembang. Anggota mayoritas    anak SMP 2 yang memiliki hobi balapan setiap malam. Di bawah bendera merah    kining hitam, geng tetap berjalan meski anggotanya hanya sedikit dibanding    tiga geng lainnya.
Daerah kekuasaan mereka sepanjang Jalan Sunda,    Sumatera dan sekitarnya.
"Geng ini lamban dalam melakukan perekrutan    anggota. Hal itu tertjadi karena pentolan pengurus masih anak SMP sehingga    pola pegembangan organisasdinya cukup lamban. Kejahatan, jangan ditanya.    Beringasnya sama saja," kata polisi.
INCAR EMPAT    GENG
Empat geng motor yang terus membuat kisruh di Bandung nyatanya    turut mengundang 'amarah' polisi. Tak tanggung-tanggung, Kapolrtesta Bandung    Tengah AKBP Mashudi menegaskan empat geng motor itu yang menjadi inacaran    kepolisian. " Keempat geng ini incaran kami karena selalu bikin ulah,"    tandasnya.
Polisi mengincar geng motor sangat dimaklumi. Pasalnya,    dalam dua bulan terakhir tercatat tiga warga tewas sia-sia akibat dibantai    anggota geng motor. Sebut saja Asep siswa SMA tewas dibantai kemudian mayatnya    dibuang ke sungai di Celenyi Kabupaten Bandung. Kemudian sensi anak SMA tewas    dibantai geng motor dan mayatnya dibuang diselokan daerah margahayu raya.    Korban ketiga PNS Kanwil Bea Cukai Merak Banten. Putu. Korban ini    dibantai ketika sedang silaturahmi ke temannya di Bandung.
Aksi    kejahatan yang dilakukan geng motor, lanjut Mashudi, sangat monoton. Mereka    berkelompok menyergap merampas dan menguras hartanya. Bila melawan korban    dihabisi. " Geng ini tak mau bergerak sendirian," tegasnya. Dari fakta yang    ada, lanjut dia, korban warga biasa (diluar anak sekolah) dibunuh ketiuka    mereka melawan. Alasan melakukan pembunuhan sangat enteng yaitu salah sasaran.
Jika korban menimpa anak SMA itu murni dibantai karena adanya    permusuhan antara geng. Korban terpaksa dibantai karena diduga menyakiti    anggota geng lain, atau mengkhianati geng yang korban masuki. " Pengunglapan    sangat alot karena pelajar yang berhasil ditangkap selalu tutup mulut untuk    ketika ditanya masalah gengnya itu,".
Berdasar bukti yang ada, anggota    geng motor merupakan anak dari para pejabat yang ada di kota bandung. Melihat    status sosial orang tuanya, ada kesan polisi nampak menutup sebelah mata    terhadap aksi kejahatan geng motor tadi. Namun, Kapolda Jabar Irjen Pol    Sunarko, memberikan sinyal, supaya geng motor yang berulah diproses secara    hukum. "Tak peduli anak siapa dan darimana, kalau bersalah proses sesuai    hukum," tegas kapolda kemarin.
BISA    MEMBAHAYAKAN
KRIMINOLOG Soedjono, berkomentar blak-blakan masalah geng    motor ini. Dia mengaku blak-blakan atas keburutalan mereka. "Jangan dibiarkan,    bisa-bisa nantinya membahayakan!"
Geng motor kata dia, merupakan wadah    yang mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda. Perkembangannya,    tak lepas dari trend an mode yang sedang berlangsung saat itu. "Aksi brutal    itu perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos    sekolah, lama-lama mencuri, merampok dan membunuh. Lumrahnya jika sudah berani    jahat ada indikasi mereka mengkonsumsi narkoba," kata dia.
Menyikapi    masalah ancaman terhadap polisi, demikian Soedjono, perlu dijadikan alat kaji    diri untuk kepolisian. Ancaman mereka nampaknya serius karena anggota geng    mengakui polisi merupakan penghalang utama dalam melakukan kejahatan. "Mereka    berlaku jahat ujung-ujungnya berurusan dengan polisi. Makanya mereka benci    polisi," tuturnya.
Begitu pun membenci melawan orang tua. Mereka sadar    karena masih sekolah sumber keuangan ada di orang tua. Oleh karenanya, jika    orang tua tak memberi uang cukup, mereka terpaksa membenci dan mengancam    orangtuanya tadi. Sedang aksi kejahatan berupa perampasan dan perampokan,    merupakan jalan lain untuk mendapatkan penghasilan. " Pola pikir seperti    harus segera dihentikan,".
Solusi konkret yang perlu ditempuh adalah,    kepolisian harus konsisten memberantas mereka. Kemudian Dinas pendidikan dan    sekolah harus turut bergandeng tangan dengan polri dalam meminimalisir aksi    kejahatan itu. " Jangan ada kesan Diknas cuci tangan Karen ada polisi. Cuci    tangan ini yang membahayakan," katanya.
TEMBAK    DITEMPAT
Kebrutalan geng motor bukan saja dirasakan pihak kepolisian.    Warga pun kini mulai merasa gerah akan ulah mereka. Aksi mereka yang dilakukan    tengah malam, membuat rasa takut warga Bandung untuk jalan-jalan di malam    hari. " kami merasa tak nyaman malam hari di bandung. Khawatir geng motor    nyerang dan merampas motor. Oleh karenanya kami setuju kalau mereka yang berbuat    jahat tembak ditempat saja," kata warga, Yunus,45,.
Hal sama    diungkapkan tokoh masyarakat wilayah Bandung Timur. H. Muhamad Husein dengan    tegas meminta supaya polisi bertindak tegas kepada geng motor ketika    melakukan aksi kejahatan. " kami pikir tak perlu pusing kalau sudah cukup    bukti dan tertangkap basah berlaku jahat tembak mati saja," katanya.
Tembak mati atau tembak melumpuhkan, merupakan stimulus jitu untuk    memberikan efek jera pada meraka. Namun, action polisi mengarah ke penembakan    itu belum, ada, sehingga ada kesan polri sangat menutup mata akan kejahatan    geng motor tadi. " Geng motor yang diproses di perngadilan tak akan memberikan    efek jera. Ketika pelaku divonis bebas, rekan-rekannya menyambut dan    mengelu-elukan. Jika anggota geng motor ditangjap dan diadili maka anggota itu    menjadi pahlawan," tegasnya.
Oleh karenanya, untuk memberikan rasa aman    pada warga dan tamu luar kota yang datang ke bandung, tindakan tegas kepada    anggota geng motor harus segera dilakukan. " Kami sangat prihatin bila ada    tamu ke Bandung kemudian tewas dibantai geng motor. Mereka telah merusak citra    kota Bandung," katanya, seraya menambahkan, warga luar kotra yang ada di    bandung waspadalah bila jalan-jalan pada tengah malam. (dono) 
Search...
Keamanan di Bandung terusik oleh Geng Motor
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment