Create your own banner at mybannermaker.com!

Search...

BILA JODOH TAK KUNJUNG TIBA...


Beberapa ayat tentang Jodoh

(Dia) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-psangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.“ (QS : as – Syura / 42 : 11)

dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan “ (QS : an - Naba / 78 : 8)

Ibnu Katsir berkomentar terhadap ayat ini, bahwa berpasangannya lelaki dan perempuan, tujuan utamanya untuk berinteraksi dan berbagi segi, termasuk dari sisi seksual dengan tata cara dan aturan yang ada, sehingga bisa saling asah asih dan asuh dalam meneruskan kelangsungan hidup mansia ini, sebagaimana firman Allah dalam QS : ar- Rum / 30 : 21 yang sangat populer dan sering ditulis pada setiap kartu undangan pernikahan itu, didalamnya disebutkan tentang konsep mawaddah dan kemudian rahmah, karena antara keduanya memang harus ada dalam sebuah rumah tangga dan ternyata ada sedikit beda, baik dari sisi makna maupun dari tataran aplikasinya.

dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan selain dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah”. (QS : Fatir / 35 : 11)


Hadis Riwayat Muslim tentang larangan membujang

Dari Sa'ad bin Abi Waqash, berkata Rasulullah SAW melarang dan menolak keinginan Usman bin Madz'un untuk melakukan “tabattul” (membujang dengan alasan supaya bisa beribadah secara intensif dan rajin, tidak terganggu dengan lawan jenis). Selanjutnya kata Sa'ad, jika sekiranya hal itu beliau ijinkan, maka kami akan lakukan proses pengebirian atas diri kami, agar tidak ada nafsu atas lawan jenis. (HR Muslim)

Imam an-Nawawi, salah seorang ulama besar dari kalangan Syafii dalam syarah muslimnya mendefenisikan at-Tabattul dengan: memutuskan diri dari berhubungan dengan makhluk yang bernama wanita dan meninggalkan nikah dalam rangka lebih mengutamakan diri untuk selalu beribadah kepada Allah.

Sedangakn menurut at-Tabari, seorang guru besar tafsir dari kalangan sahabat Nabi, at-Tabattul berarti: meninggalkan kenikmatan hidup dunia dan berbagai nafsu syahwatnya dengan memutuskan diri secara total dalam rangka beribadah kepada Allah secara serius dan konsisten.

Membujang dengan tujuan agar lebih serius dalam beribadah, tampaknya tidak dibenarkan oleh Nabi SAW. Oleh karenanya dalam banyak hadisnya beliau selalu mewanti-wanti dan berpesan untuk secepatnya melaksanakan nikah, tentu bagi yang sudah mampu, baiks ecara fisik maupun psikis. Sehingga dengan adanya keyakinan kuat dalam diri kita untuk menikah, maka kecil kemungkinan akan terjadinya penundaan jenis ibadah suci dan sakral yang satu ini, dan pada gilirannya remaj-remaja yang belum mendapat pasangan akan segera menemukan dan memperoleh jodohnya.

Persoalan yang mungkin bisa terjadi adalah adanya segelintir remaja yang sangat idealis dalam mengukur, menilai dan memposisikan dirinya. Akibatnya, oleh karena dia sangat asyik dengan pekerjaan dan akhirnya sampai lupa bahwa ternyata usianya sudah berkepala tiga, atau bahkan empat. Oleh karenanya para remaja hendaklah mengetahui dan merenungi pesan-pesan Nabi agar lebih bisa menghayati ajaran Illahi.

H.M. Nurul Irfan, M.Ag


Klik Judul Artikel untuk Baca Selengkapnya....

0 comments: